Rabu, 28 Januari 2009

PENGARUH MINAT MENJADI GURU dengan PROFESIONALISME GURU

A. Minat Menjadi Guru

Dalam memutuskan mengambil atau melakukan sesuatu, pasti seseorang tak akan lepas dari dua hal, yakni karena dia memang menginginkannya dan karena terpaksa melakukannya. Termasuk juga ketika seseorang memilih suatu jabatan atau pekerjaan tertentu. Yaitu karena dia memang punya keinginan atau minat atau dia terpaksa memilih pekerjaan atau jabatan tersebut secara terpaksa karena tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan.

Berbicara tentang minat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBD) karangan WJS Poerwadarminta, minat diartikan sebagai perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu[1]. Minat merupakan suatu rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Minat pada hakikatnya merupakan pernyataan kepribadian seseorang yang diwujudkan dalam kalimat terhadap sebuah jabatan atau pekerjaan. Minat jabatan merupakan pernyataan yang menggambarkan kepribadian dalam pekerjaan, hobi, aktivitas-aktivitas. yang berhubungan dengan rekreasi dan preferensi. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai satu hal dan pada hal lainnya dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seorang yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut Menurut Crow & Crow,[2] minat dapat membantu seseorang untuk meringankan pekerjaan yang sifatnya menuntut usaha fisik maupun mental yang cukup ketat, karena dengan minat maka seseorang akan mempunyai suka terhadap pekerjaan itu.

Menurut Djarhidin Ancok,[3] minat seseorang dalam memilih suatu jenis pekerjaan adalah merupakan suatu hal yang penting bagi kesuksesan seseorang dalam pekerjaannya. Anne Roe menambahkan bahwa minat yang dimiliki oleh seseorang dapat membantu mencapai kesuksesan seseorang, karena dengan adanya minat pada diri seseorang dapat menimbulkan perasaan suka, serta adanya rasa tertarik yang dapat berpengaruh terbadap intensitas. respon yang diberikan oleh seseorang atas kondisi atau stimulus yang terjadi di lingkungannya.[4]

Berbagai rumusan tentang minat di atas dapat kita kaitkan terhadap profesi Pekerjaan sebagai sebuah profesi karena sekurang-kurangnya sudah memenuhi syarat-syarat sebagaimana dikatakan oleh Mohammad Uzer Usman berikut:[5]

a. Memuliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

b. Memiliki klien/objek layanan tetap seperti dokter dengan pasiennya guru dengan muridnya.

c. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat

d. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

e. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

Maka minat terhadap pekerjaan sebagai guru mengandung implikasi munculnya perasaan suka, senang, tertarik dan keterikatan yang kuat terhadap segala aktivitas yang ditimbulkan dan profesi sebagai guru. Minat menjadi guru adalah tingkat kesukaan atau ketertarikan seseorang terhadap pekerjaan (menjadi guru), yang dapat mendorong seseorang untuk memperhatikan, mengetahui dan mengadakan pekerjaan tersebut. Dia akan melaksanakan dengan perasaan bahagia, penuh tanggung jawab dan disiplin yang tinggi tugas-tugas sebagai seorang guru. Memberikan porsi waktu yang lebih terkait dengan tugas-tugas profesinya, mengerahkan segenap tenaga dan pikiran demi tercapainya tujuan/sasaran pembelajaran yang telah direncanakan. Seorang guru yang punya minat yang tinggi terhadap profesinya tidak akan mudah merasa lelah, capek, cepat bosan dan merasa berat terhadap tugas-tugasnya. Disini dapat dikatakan bahwa minat merupakan variabel motivasional yang dapat mengaktifkan prilaku dan respon seseorang dalam melaksanakan proksi sebagai seorang guru.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan indikator minat terhadap pekerjaan (dalam konteks penelitian ini adalah guru) adalah sebagai berikut:

a. Perasaan tertarik terhadap pekerjaan sebagai seorang guru.

b. Perhatian terhadap pekerjaan sebagai guru

c. Suasana hati selama melaksanakan tugas sebagai guru

d. Kerja keras/usaha dalam menyelesaikan pekerjaan sebagai guru

B. Profesionalisme Guru

Secara etimologi, “profesi” berasal dan bahasa Anglosaxon yang mengandung anti “pekerjaan job”. Yakni. menghabiskan adanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan Namun anti itu kemudian berkembang tidak hanya sekedar pekerjaan atau job, tetapi di dalamnya terpaku juga suatu “panggilan” atau suatu “ailing”, suatu strong inner impulse.[6]

Sedangkan beberapa ciri dari profesionalisme menurut Pandji Anoraga diantaranya adalah;[7]

a. Menghendaki sitat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita dituntut untuk selalu menciptakan mutu

b. Memerlukan kesungguhan dan. ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan

c. Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai

d. Memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan Iman seperti harta dan kenikmatan hidup

e. Memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

Blasius Radja,[8] yang mengutip pendapat Mochtar menyebutkan bahwa profesionalisme berarti:

a. Secara terus menerus berkiprah di bidangnya

b. Secara terus menerus meningkatkan daya kreativitas melalui pengalaman

c. Secara terus menerus berkarya bagi pengembangan usaha pada lembaga tempatnya mengabdi.

Dan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa profesi dan profesionalisme mempunyai makna yang hampir sama. Profesi berkaitan erat dengan pengertian suatu pekerjaan saja yang dilakukan sehari-hari secara rutin. Sedangkan profesionalisme penekanannya adalah adanya suatu keinginan untuk lebih dilandasi oleh suatu keahlian serta panggilan dan hasil nuraninya untuk menjalankan tugas dengan benar.

Begitupun juga dengan profesi seorang guru. Sebagai jabatan profesional, maka sudah selayaknya jika seorang gum juga harus memiliki kriteria-kriteria yang mencerminkan profesionalisme. Implikasi yang diharapkan dan profesionalisme ini lebih tercapainya tujuan atau sasaran pembelajaran untuk menciptakan output pendidikan yang berkualitas, punya kompetens yang tinggi, berakhlak mulia serta punya kepribadian yang mantap.

Menurut Nanang Fattah, guru yang profesional adalah guru yang menguasai substansi pekerjaannya secara profesional, yakni:[9]

a. Mampu menguasai substansi mata pelajaran secara sistematis, khususnya materi pelajaran yang secara khusus diajarkannya, disamping itu Ia juga dituntut untuk berupaya mengikuti perkembangan materi pelajaran tersebut dan waktu ke waktu

b. Memahami dan dapat menerapkan psikologi perkembangan, sehingga seorang gum dapat memilih materi pelajaran berdasarkan tingkat kesukaran sesuai dengan masa perkembangan peserta didik yang diajarnya.

c. Memiliki kemampuan mengembangkan program-program pendidikan yang secara khusus disusun sesuai dengan masa perkembangan peserta didik yang akan diajarnya.

Menurut Mob. Uzer Usman, guru profesional adalah orang yang memilikj kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugs dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.[10] Guru yang profesional adalah guru yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Terdidik dan terlatih bukan hanya dalam arti memperoleh pendidikan formal, tetapi juga harus mampu menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan. Landasan-landasan kependidikan tersebut merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pendidik. Kompetensi ini terbagi menjadi kompetensi pribadi (personal) dan kompetensi profesional

Lebih jelas lagi sebagaimana yang dikatakan oleh A. Samana yang mengutip pendapat dari J. Sudarminta (1990:9), guru profesional adalah guru yang tahu secara mendalam tentang siapa yang diajarkannya, cakap, cara mengajarkannya secara efektif dan efisien, dan guru tersebut mempunyai kepribadian yang mantap[11]. Jadi, tiga ranah ap1iksi profesionalisme seorang guru yang meliputi pengetahuan (Kbowledge), ketrampilan (skill) serta sikap mental (attitude) harus mampu ter-cover dalam diri seorang guru.

Dalam konteks penelitian ini akan difokuskan pada kompetensi profesional dan seorang guru yang meliputi:

a. Menguasai landasan pendidikan

b. Menguasai bahan pengajaran :

c. Menyusun program pengajaran

d. Menilai basil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

e. Memiliki rasa tanggung jawab akan tugasnya sebagai seorang guru

C. Kemungkinan Adanya Pengaruh Antara Minat Menjadi Guru dengan Profesionalisme Guru

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa minat dapat berperan sebagai variabel motivasional, maka minat bisa menentukan langkah-langkah atau aktivitas yang akan diperbuat oleh seseorang. Minat merupakan dorongan kejiwaan yang mampu memberi kekuatan besar dalam melaksanakan aktivitas. Untuk mencapai sukses dalam melaksanakan sga1a aktivitas /pekerjaannya, maka minat menjadi faktor pendorong yang penting, sebagaimana dikatakan oleh Djamaludin Ancok.[12]

Hal senada dikatakan oleh Anne Roe[13] bahwa minat yang dimiliki oleh seseorang dapat membantu mencapai kesuksesan seseorang, karena dengan adanya minat pada did seseorang dapat menimbulkan perasaan seks, serta adanya rasa tertarik yang dapat berpengaruh terhadap intensitas respon yang diberikan oleh seseorang atas kondisi atau. stimulus yang terjadi di lingkungannya.

Maka dapat dikatakan bahwa minat seseorang terhadap pekerjaannya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil kerjanya. Sebagaimana disampaikan oleh Cruze[14]. bahwa orang yang punya. kemampuan rata-rata akan sangat berhasil dalam pekerjaannya apabila seseorang tersebut mempunyai minat terhadap pekerjaannya, karena .dengan adanya minat yang tinggi dapat membantu atau mendorong seseorang untuk lebih termotivasi dalam berusaha mencapai suatu keberhasilan.

Lebih jlentreh dikatakan oleh Flippo[15] bahwa orang yang mempunyai minat yang tinggi terhadap pekerjaan akan mempunyai kecenderungan untuk bekerja lebih baik, lebih hati-hati, dapat bekerja dengan perasaan gembira, sehingga dapat mengurangi atau menekan keluhan-keluhan serta kejenuhan.

Orang yang mempunyai minat terhadap profesi tertentu akan selalu memperhatikan dan akan bekerja dengan perasaan bahagia, tidak akan dirasa sebagai pekerjaan yang berat. Minat juga dapat membantu seseorang untuk mengurangi rasa lelah, rasa bosan atas suatu pekerjaan, terutama pada pekerjaan yang sifatnya monoton (termasuk profesi guru). Orang yang memiliki minat terhadap pekerjaannya akan bekerja dengan perasaan gembira dan bersemangat, penuh tanggung jawab (responsibility) dan bersedia menyumbangkan tenaga dan pikiran demi tercapainya tujuan aktivitas tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikorelasikan dengan profesi seorang guru. Bahwa jika seseorang punya minat yang tinggi terhadap profesi sebagai guru, maka Ia akan cenderung untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan balk, giat, penuh semangat, dan tanggung jawab, (tanggung jawab moral maupun tanggung jawab intelektual). Ia akan mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki balk tenaga, pikiran maupun waktunya demi tugas-tugas yang diembannya.

Orang yang mempunyai minat terhadap profesi guru tidak akan cepat bosan, capek, dan lelah dalam menjalani tugas sebagai seorang guru (terutama ketika poses pembelajaran berlangsung), karena dorongan kejiwaan dan emosi yang stabil. Daya kreatifnya akan muncul dalam upaya mensukseskan proses belajar mengajar agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan dengan penguasaan terhadap landasan pendidikan dengan matang, aba berusaha untuk mengerti terhadap anak didik mampu menyusun dengan sebaik-baiknya program pembelajaran, mulai dari peréncaaan, proses pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran.

Dengan kata lain bahwa guru yang mempunyai minat terhadap pekerjaannya akan cenderung untuk selalu berupaya meningkatkan kompetensi keguruan yang dimilikinya demi peserta didiknya. Baik itu kompetensi personal maupun kompetensi profsionalnya. Di sini minat berperan di dalam memunculkan profesionalisme dalam diri guru. Minat akan mendorong munculnya sifat atau keinginan untuk lebih melandasi diri dengan suatu keahlian atau kepandaian yang merupakan perwujudan dan panggilan hati nuraninya untuk melaksanakan tugas dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djanaludin. 1987. Pengembangan Skala Sikap Terhadap Pekerjaan”, Jurnal Psikologi Fak Psicoloi (Yogyakarta : UGM)

Anoraga, Pandji. 2001. Psikologi Kerja, (Jakarta : PT Rineka Cipta)

Crow and Crow. 1973. General Psychology, (Little Field New jersey Adam & Co).

Cruze W.W. 1957. General Psychology to College Student, (New York: Harper and Brother Publisher).

Fatah, Nanang. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah : Strategi Pemberdayaan Sekolah Dalam Ranka Peningkatan Mutu den Kemandirian Sekolah (Bandung : Adira)

Flippo. E. B. 1961. Principle of Personel Managemena (New York: McGraw Hill Book Company.

Poerwadarminta, WJS. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta : Balai Pustaka)

Radja, Blasius. 1994. Hubungan Antara Motivasi, orientasi profesi Latar Belakang Pendidikan Pengajaran, Mengajar Dan Tanggung Jawab Profesi Guru SD di Wilayah Kab. Ende NTT, Tesis tidak dipublikasikan, (Yogyakarta: PPS UGM).

Roe, Anne. 1964. The Psychology of Organitation (New York John Wiley & Sons)

Samana. 1994. Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanisius)


[1] WJS Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta : Balai Pustaka, 1992), p. 158-160

[2] ‘Crow and Crow, General Psychology, (Little Field New jersey Adam & Co, 1973), p. 158- 160

[3] Djemaludin Ancok, “Pengembangan Skala Sikap Terhadap Pekerjaan Jurnal Psikologi Fak Psikologi (Yogyakarta: UGM, 1987), hlm. 13-19

[4] Anne Roe, The Psyicology of Occupational, (New York John Wiley & Sons, I964) p.83- 124.

[5] Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, 15

[6] Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, (Jakarta PT Rineka Cipta, 2001) hlm. 70

[7] Ibid, Hal. 75

[8] Blasius Radja, Hubungan Antara Motivasi, orientasi profesi Latar Belakang Pendidikan Pengajaran, Mengajar Dan Tanggung Jawab Profesi Guru SD di Wilayah Kab. Ende NTT, Tesis tidak dipublikasikan, (Yogyakarta: PPS UGM, 1994), hlm. 24

[9] Nanang Fatah, Manajemen Berbasis Sekolah : Strategi Pemberdayaan Sekolah Dalam Ranka Peningkatan Mutu den Kemandirian Sekolah (Bandung Adira, 2000), hlm. 63

[10] Moh Uzer Usman, Op Cit, hIm. 15

[11] Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hIm. 21

[12] Djanaludin Ancok, “Pengembangan Skala Sikap Terhadap Pekerjaan”, Jurnal Psikologi Fak Psicoloi (Yogyakarta : UGM, 1987), hIm. 13-19

[13] Anne Roe, ThE Psyichology of Occupatiobal, (New York : John Wiley dan sons, 1964), p. 83- 124

[14] “W.W. Cruze General Psychology to College Student, (New York: Harper and Brother Publisher, 1957), p. 546

[15] “E. B. Flippo. Principle of Personel Managemena (New York: McGraw Hill Book Company, 1961),p.24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo, akrab kan diri mu.........