Senin, 19 Januari 2009
PENGARUH PEMBINAAN AGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN JIWA AGAMA REMAJA
Pembinaan Agama untuk Remaja
Macam Materi Pembinaan Agama
Dalam proses pembinaan remaja misalnya mengandung kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang baik jasmani maupun rohani. Mereka memiliki jasmani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk ukuran, maupun perimbangan-perimbangan bagian-bagiannya dalam segi rohaniah, mereka mempunyai bakat-bakat yang harus dikembangkan, mempunyai kehendak, perasaan dan pikiran yang belum matang juga. Terlebih dalam hal kebutuhan rohaniah, mereka perlu diberikan akan ilmu-ilmu pengetahuan tentang keagamaan pada khususnya. Oleh karenanya pembinaan agama pada remaja yang merupakan kegiatan yang dilakukannya ada beberapa komponen yang harus dipenuhi diartikannya adalah pemberian materi. Materi pembinaan pada remaja tidak lain adalah seluruh inti ajaran Islam yang tenangkan dalam tiga ajaran pokok, yaitu imam (aqidah), Islam (ibadah, syari’ah), dan ihsan (akhlaq).
Materi pembinaan agama pada remaja yang menyangkut masalah aqidah atau keimanan meliputi :
Iman kepada Allah.
Iman kepada Malaikat.
Iman kepada Al-Qur’an.
Iman kepada Nabi dan Rosul.
Iman kepada Hari Kiamat.
Iman kepada Qodlo dan Qodhar.
Materi pembekalan agama pada remaja yang menyangkut masalah ibadah dan muamalah/syari’ah meliputi :
Thoharoh (bersuci).
Sholat.
Zakat.
Haji.
Mu’amalat.
Munahakat.
Materi pembinaan agama pada remaja yang menyangkut masalah ihsan atau ahlaq meliputi :
Akhlaq kepada Allah SWT.
Akhlaq kepada Sesama Manusia.
Akhlaq kepada Binatang dan Tumbuh-tumbuhan.
Akhlaq kepada Para Pendahulu.
Metode dalam Pembinaan Agama
Pada zaman dahulu, orang mempunyai asumsi bahwa dalam suatu pembinaan tidak perlu adanya metode, karena hal tersebut berupa suatu kegiatan yang bersifat praktis atau dengan kata lain tidak memerlukan adanya pengetahuan yang bersifat teoritis. Namun sekarang, apalagi dalam kegiatan pembinaan tidak memerlukan metode akan membawa dampak yaitu apakah pembinaan tersebut dikatakan berhasil apabila seorang pembinaan tidak menguasai tentang apa yang dibinanya dan ternyata tidak membawa adanya suatu perubahan (dalam arti positif) terhadap orang yang dibinanya. Hal ini dapat didasarkan pada pendapatan Zahairini, yang mengatakan metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan.
Metode yang digunakan dalam pembinaan agama untuk remaja meliputi :
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode yang menggunakan sistematika penyampaian suatu pengertian tentang materi-materi dengan jalan menerangkan/menuturkan secara lisan.
Penggunaan metode ini banyak dilakukan dalam penyampaian materi yang menyangkut masalah aqidah, syari’ah maupun akhlaq, dan juga banyak dipakai oleh Rosulullah Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwanya.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode dalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan orang musyawarah.
Metode ini segi efektif untuk merangsang seseorang berfikir dan mengeluarkan saran atau pendapat sendiri syari’ah menyumbangkan ide pokok dalam suatu masalah yang terkandung kemungkinan-kemungkinan jawabannya.
Dalam pembinaan agama, metode diskusi ini banyak dipergunakan dalam bidang syari’ah dan akhlaq. Sedangkan masalah keimanan (aqidah) kurang sesuai apabila metode diskusi ini dipergunakan.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian materi dengan cara mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban pada pertanyaan tersebut.
Metode ini dimaksudkan guna mengenalkan fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan dan untuk menstimulasi perhatian seseorang dengan berbagai cara (sebagai appresepsi selingan dan evaluasi).
Metode tanya jawab juga banyak dipergunakan dalam pembinaan agama yang berhubungan dengan bahan/materi pelajaran agama meliputi aqidah syari’ah dan akhlaq. Bahkan ketiga-ketiga itu ajaran Islam tersebut disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW melalui tanya jawab.
Strategi Pembinaan Agama
Di dalam pelaksanaan pembinaan agama sangatlah perlu mengedependenkan nilai-nilai ahlaqul karimah sebagai perilaku qosar yang harus dimiliki seorang remaja.
Hal ini tentunya membutuhkan upaya upaya-upaya strategis yang harus dilakukan agar pembinaan agama senantiasa dapat selalu menjadi tongkat pecandu dalam kehidupan mereka. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut :
Pembinaan agama harus di kontraksi menuju integritas antara ilmu-ilmu aqliah dan ilmu-ilmu naqliah sekarang tidak memisahkan jurang pemisah/gabungan antara ilmu agama dari ilmu umum.
Pembinaan agama di konstruksi menuju tercapainya perilaku toleransi dalam berbagai hal tanpa melepaskan pendapat/prinsip yang diyakininya.
Pembinaan agama perlu di konstruksi secara terencana, sistematis dan mendasar untuk menyiapkan generasi mudah Islam yang berkualitas.
Masalah Remaja
Pengertian Remaja
Anak remaja adalah anak yang sedang mengalami perpindahan yaitu dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana perpindahan tersebut di iringi dengan berbagai macam perubahan baik milkis maupun psikis. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada masa perkembangan yang sehat.
Menurut Poerwadaminto disebutkan bahwa “yang dimaksud dengan remaja adalah dimulai dewasa bukan kanak-kanak lagi”.
Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat yang mengatakan bahwa : “adapun yang dimaksud dengan umur remaja adalah umur peralihan dari anak menjelang dewasa yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja juga dituntut dengan perkembangan sikap dependen ke arah independen kepada orang tua dan kecenderungan untuk merenung/memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, isu-isu moral dan minat seksualnya.
Masa remaja dapat terbagi wujud 3 bagian yaitu :
Masa Pra Remaja
Biasanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat dan ditandai oleh sifat-sifat negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, karena suka bekerja, posimistik dan sebagainya.
Masa Remaja
Pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya seseorang yang dapat memahami dan membantanya, seseorang yang mampu merasakan suka maupun dukanya.
Proses penemuan nilai-nilai kehidupan tersebut dikarenakan tidak adanya pendewasaan sehingga remaja menginginkan sesuatu yang bernilai dan pantas di puja tersebut walaupun sesuatu itu belum tentu mempunyai. Bentuk tertentu, bahkan seringkali remaja hanya mampu mendambakan tanpa tahu apa yang diinginkannya.
Masa Remaja Akhir
Setelah dapat menentukan pendirian hidupnya untuk terpenuhilah tugas perkembangan masa remaja yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam masa remaja.
Ciri-ciri Remaja
Sesungguhnya masa remaja itu tidaklah pasti kapan secara tegas dimulai dalam kapan pula berakhir, tergantung kepada berbagai faktor misalnya factor perorangan (ada yang cepat pertumbuhannya dan ada pula yang lambat) selain itu remaja harus banyak belajar untuk dapat memperoleh tempat dalam masyarakat sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan bahagia, remaja belajar hal-hal ini melalui elkunirasi, sosialisasi dan adaptasi aktif walaupun juga hal ini masih banyak ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
Faktor Sosial
Faktor yang dapat memberi kepercayaan dan penghargaan kepada remaja, sehingga mereka segera diterima sebagai anggota masyarakat yang didengar pendapatnya.
Faktor Ekonomi
Dalam masyarakat miskin atau kurang mampu, anak-anaknya segera diberi tanggung jawab dan ikut mencari nafkah, seperti bertani, menjadi nelayan, menggembala ternak, dan/bahkan melakukan pekerjaan yang berat dan kasar. Sedangkan dalam masyarakat yang menuju dan mampu biasanya anak-anaknya tidak dibebani dengan tugas/dituntut untuk memiliki ketrampilan untuk mencari nafkah.
Banyak lagi faktor lain yang ikut menentukan masa remaja itu, tapi suatu analisis yang cermat mengenai aspek perkembangan dalam masa remaja yang secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian 12 – 15 tahun (masa remaja awal), 15 – 18 tahun (masa remaja pertengahan), 18 – 21 tahun (masa remaja akhir). Kondisi remaja juga ditandai dengan masuknya remaja ke dalam masa puber. Yaitu pertumbuhan seks yang membedakan antara anak dan remaja yang tampak pada perubahan jasmani dari luar dan perubahan kalenjar dewasa yang mengakibatkan pertumbuhnya tanda-tanda jenis kelamin pada remaja. Pada umumnya masa remaja itu dapat diketahui dengan mudah dan hampir sama tiap remaja, yaitu kira-kira pada usia 13 tahun (misalnya mimpi bagi remaja laki dan haid bagi remaja perempuan) akan tetapi kapan berakhirnya masa remaja itu agak sukar di tentukan, karena berbagai faktor itu mempengaruhi seperti penulis sebutkan dari atas.
Adapun ciri-ciri remaja secara umum adalah sebagai berikut :
Pertumbuhan Pribadi Belum Selesai
Dalam masalah ini, mereka sedangkan mengalami kegoncangan dan ketidakpastian dari segi jasmani mereka telah merasa cukup matang dan telah seperti orang dewasa, demikian pula dari segi kecerdasan, mereka merasa telah mampu berfikir obyektif dan dapat mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang ada, akan tetapi mereka belum mampu mandiri. Mereka belum sanggup akan mencari nafkah untuk membiayai diri mereka sendiri dan untuk memenuhi segala kebutuhannya.
Pertumbuhan Jiwa Sosial Masih Berjalan
Pada umur ini sangat terasa betapa pentingnya pengakuan sosial bagi remaja mereka akan segi merasa gundah dan sedih apabila diremehkan/dikucilkan dari masyarakat dan teman-temannya. Oleh karena itu mereka tidak mau ketinggalan dari model/kebiasaan teman-temannya. Terutama teman dari lawan jenis dan mereka akan menilai betapa pentingnya sebuah penghargaan dari teman-temannya, sekarang apabila mereka mengalami pendapat antara orang tua dan teman-temannya, mereka akan lebih memihak kepada teman-temannya. Bahkan mereka akan sangat marah apabila orang tuanya mencela teman-temannya, di tegur/dimarahi di depan orang banyak, karena hal tersebut dianggap bahwa mereka akan kehilangan sebuah penghargaan.
Pertumbuhan, Kecerdasan Hampir Selesai
Dalam memasuki remaja masa transaksi, remaja seringkali mengalami kegoncangan dikarenakan pertumbuhan dapat di segala bidang pertumbuhan yang menonjol terjadi dalam masa ini adalah pertumbuhan jasmani yang cepat, seolah-seolah mereka bertambah tinggi dengan kecepatan yang jauh lebih terasa dari pada masa kanak-kanak dulu.
Pada awalnya perubahan jasmani yang cepat itu menimbulkan kecemasan dan kegelisahan bagi remaja, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan dan kekhawatiran. Bahkan, keyakinan dan kepercayaan pada agama yang telah tumbuh dan ada pada umum sebelumnya mungkin pula mengalami kegoncangan, dikarenakan adanya kekecewaan dalam diri mereka, kepercayaan pada Tuhan kadang-kadang segi kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi ragu-ragu dan berkurang, dan ini dapat dilihat dan dinilai dari cara ibadahnya. Perasaan mereka pada Tuhan tergantung kepada kondisi perubahan emosi yang sedang dialaminya. Kadang-kadang mereka segi merasa membutuhkan Tuhan. Terutama apabila mereka sedang mengalami dan menghadapi bahaya, takut akan kegagalan dan merasa berdosa. Namun kadang-kadang mereka merasa kurang membutuhkan Tuhan, dan kondisi itu dialami apabila mereka sedang merasa senang, riang dan gembira.
Kondisi yang demikian, hendaknya pembinaan atau guru agama memahaminya sehingga mereka dapat memilih dan menilai materi atau bahan ajaran di bidang agama yang tepat, dan ini akan membawa dampak positif, yaitu dapat terkendalinya kegoncangan yang dialami remaja.
Perkembangan Jiwa Agama Remaja
Jiwa agama merupakan butuh kejiwaan yang ada sangkut pautnya dengan keyakinan dalam beragama. Bagi seorang remaja kondisi jiwa yang demikian segi mutlak untuk di kembangkan terkait dengan keadaan jiwa kepribadian mereka yang cenderung masih labil. Hal ini juga mutunya akan mendukung pada pola kehidupan mereka sehari-hari terutama terletak pada pula hidup yang penuh rasa syukur dan bersahaja.
Pengaruh Pembinaan Agama untuk Remaja
Pengaruh Internal
Setiap manusia yang lahir ke dunia ini, baik yang masih prinitif, bersahaja, maupun yang sudah modern, baik yang lahir di negara komunis maupun kapitalis, baik yang lahir dari orang tua yang sholeh maupun jahat, sejak nabi Adam sampai akhir zaman, menurut fitrah kejadiannya mempunyai potensi beragama atau keimanan kepada Tuhan/percaya adanya kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup dan kehidupan alam semesta.
Pengaruh Eksternal
Faktor pembawaan/fitrah beragama merupakan potensi yang mempunyai kecenderungan untuk berkembang.
Dalam mengembangkan fitrah beragama bagi menuju dalam lingkungan keluarga, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian orang tua yaitu sebagai berikut :
Orang tua hendaknya memperlakukan anaknya dengan baik.
Orang tua hendaknya membina, membimbing, mengajarkan/melatihkan ajaran agama terhadap anak seperti : Syahadat, sholat, membaca Al-Qur’an, berwudlu dan do’a-do’a.
Karena orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama bagi remaja dan tokoh yang di identifikasikan/di contoh, maka seyogyamya orang tua memiliki kepribadian yang baik/beraklakul karimah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo, akrab kan diri mu.........