Senin, 19 Januari 2009

PUBERTAS

Oleh:Eka Warda A. Definisi Pubertas Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk asesksual menjadi makhluk seksual. Makhluk seksual disini dimaksudkan sebagai tahap dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan mencapai kemampuan reproduksi serta pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis. “Pubertas’ berasal dari kata latin yang berarti “sia kedewasaan” dimana lebih mengarah pada perubahan fisik dari pada perubahan perilaku. Diantara orang-orang Yunani kuno, masa puber dikenal sebagai saat terjadinya perubahan-perubahan fisik dan perilaku. Aristoteles menulis di dalam Historia Animalium: “Sebagian besar pria mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang sama rambut kemaluan mulai tumbuh… pada saat yang sama payudara wanita mulai membesar dan haid mulai mengalir, cairan haid menyerupai darah segar… pada umumnya haid terjadi bilamana payudara sudah tumbuh setinggi dua jari” Yang lebih penting adalah penekanan aristotels pada perubahan-perubahan perilaku. Anak perempuan yang lagi puber mudah marah, penuh gairah, sangat rajin, dan selalu memerlukan pengawasan kern berkembangnya dorongan-dorongan seksual. Berdasarkan pengetahuan saat ini, harapan sosial berkembang dalam bentuk tugs perkembangan yang merupakan pedoman bagi para orang tua dan guru untuk mengetahui harapan anak-anak yang masuk periode metamofosis ini. Anak-anak juga sadar bahwa mereka memasuki tahapan baru dalam kehidupan. Dan seperti halnya dalam semua penyesuaian diri dengan harapan sosial yang baru, sebagian besar menganggap masa puber sebagai periode yang sulit dalam kehidupan mereka. B. Tahap Pubertas Meskipun masa puber relatif merupakan periode yang singkat dalam rentang kehidupan, namun biasanya di bagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Prapuber Tahap ini bertumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang remaja. Ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. 2. Tahap Puber Saat dimana kriteria kematangan seksual muncul. Haid pada anak perempuan dan pengalaman akan basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki. Ciri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks. 3. Tahap Pascapuber Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. Selam tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang. “Dumber menyatakan” “Selama periode ini anak yang sedang berkembang mengalami berbagai perubahan dalam tubuh. Perubahan dalam status termasuk penampilan, pakaian, milik, jangkauan pilihan dan perubahan dalam sikap terhadap seks dan lawan jenis. Kesemuanya meliputi hubungan orang tua anak yang berubah dan perubahan dalam peraturan-peraturan yang dikenakan kepada anak muda. C. Kriteria Pubertas 1. Anak perempuan Haid pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan seksual, tetapi ini bukanlah perubahan fisik pertama dan terakhir yang terjadi selam masa puber. Bila haid terjadi, orang-organ seks dan ciri-ciri seks sekunder semua sudah mulai berkembang, tetapi belum ada yang matang. Haid lebih tepat di dianggap sebagai titik tengah dalam asa puber. 2. Anak laki-laki Kriteria yang dipakai adalah basah malam. Selam tidur, penis kadang-kadang menjadi tegang dan bibit atau cairan yang mengandung sperma dipancarkan. Ini merupakan cara yang normal bagi organ reproduksi pria untuk membebaskan diri dari jumlah bibit yang berlebihan. Namun tidak semua anak laki-laki mengalami gejala ini dan tidak semua menyadarinya. D. Sebab-sebab Pubertas Menurut Drs. H. Abu Ahmad dalam bukunya psikologi perkembangan, pubertas disebabkan oleh terjadinya perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kemasakan kelenjar Endokerin, yaitu kelenjar yang bermuara langsung. Di dalam saluran darah zat yang ada diantar jaringan-jaringan kelenjar mengalami pertukaran dengan pembuluh rambut yang ada dalam kelenjar tadi. Kemudian hormon tadi memberikan stimulasi pada anak sehingga. Anak mesa rangsangan-rangsangan tertentu, yaitu rangsangan hormon yang menyebabkan rasa tidak tenang pada diri si anak yang sama sekali belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sedangkan menurut Elizabeth B. Hurlook, penyebab dari terjadinya pubertas adalah adanya pengeluaran hormon yang terjadi pada anak baik laki-laki maupun perempuan, yang mana jumlahnya semakin meningkat sehingga mengakibatkan adanya kematangan struktur dan fungsi dari organ seks. Adapun perubahan yang terjadi pada remaja tersebut tidak lepas dari adanya hubungan erat antara kelenjar Pitnitary dari gonad (kelenjar seks). E. Usia Pada Masa Pubertas Dalam hal ini sesuai kematangan anak perempuan tergolong lebih cepat dibandingkan anak laki-laki, anak perempuan menjadi matang antara usia 12.5 dan 14.5 tahun, dengan kematangan rata-rata berusia 13 tahun. Sedangkan anak laki-laki matang secara seksual antar usia 14 dan 16.5 sedangkan rata-rata kematangan adalah 14 dan 15.5 tahuan, dalam hal ini anak yang matang lebih dulu dan matang setelah usia rat-rata disebut juga dengan “cepat matang” dan “lambat matang” Dan waktu yang diperlukan untuk menjadi matang secara seksual adalah sekitar tiga tahun bagi anak perempuan dan dia sampai empat tahun bagi anak laki-laki. Anak yang pesat matang mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih pest, periode pertumbuhan dipercepat demikian, pula periode berhentinya pertumbuhan, anak mencapai kedewasaan dengan sangat cepat terdapat perkembangan organ-organ seks dan ciri-ciri seks sekunder yang diri dan perkembangan tulang lebih cepat dari rata-rata. Sebaliknya anak yang lambat matang tidak mengalami pertumbuhan yang dipercepat, pertumbuhan lebih teratur dan bertahap, dan berlangsung lebih lama. Orang-organ seks dan ciri seks sekunder berkembang lebih lembut dan perkembangan tulang juga lambat F. Perubahan Tubuh dan Masa Pubertas Pada masa pubertas, anak meyakini pertumbuhan yang pest adapun perubahan-perubahan yang terjadi adalah: 1. Perubahan ukuran tubuh Perubahan ukuran tubuh ini termasuk tinggi dan berat badan, kegemukan pada masa puber bagi anak laki-laki dan perempuan bukanlah hal yang aneh. Pertumbuhan yang pesat ini terjadi sekitar usai 10 dan 12, lemak-lemak yang bertumbuh dalam tubuh ini biasanya akan menghilang setelah kematangan mas puber dan pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai, meskipun ada yang menetap tinggi badan dimulai, meskipun ada yang menetap dan tahun lebih selam awal masa puber. 2. Perubahan Proporsi Tubuh Perubahan ini terjadi pada badan yakni yang semula kurus dan panjang kemudian melaber, daerah-daerah tubuh yang tadinya terlampau kecil yang kemudian menjadi besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Hal ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Kemudian barulah di lanjut dilanjutkan pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah tubuh mencapai dewasa, meskipun perubahan besar terjadi sebelum masa puber usia. 3. Cari-cari seks primer Perubahan fisik pokok ketiga, adalah pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer, yaitu organ-organ seks. Seperti: a. Kelenjar anak putra yang mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sela sperma dan bagi anak putri kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur. b. Anak putra mengalami polusi pertama dan anak putri mulai mengalami menstruasi yang berlangsung sebulan sekali. c. Tubuh berkembang dengan luar biasa, sehingga tampak seakan tidak harmonis dengan anggota badan lain anak putra badannya bertambah bidang dengan otot-otot yang kuat dan anak putri pinggulnya mulia melebar. 4. Ciri-ciri seks sekunder Ciri-ciri sekunder ini tidak berhubungan dengan reproduksi meskipun secara tidak langsung ada juga, hubungannya, yaitu karena pria tertentu adapun ciri-ciri seks sekunder yang penting adalah terjadinya perubahannya: Laki-laki Pada Perempuan Pada a. Rambut b. Kulit c. Kelenjar d. Otot e. Suara f. Benjolan dada a. Panggul b. Payudara c. Rambut d. Kulit e. Kelenjar f. Otot g. Suara 5. Ciri-ciri seks tertier Menurut Drs. Agus Sujanto, ciri-ciri seks tertier adalah: a. Motorik anak (cara bergerak) yang mulai berubah, anak laki-laki yang tampak lebih kaku dan kasar, sedang anak perempuan yang tampak lebih canggung b. Mulai tahu menghias diri, baik anak putra maupun anak putri Mereka berusaha menarik perhatian dengan memamerkan segala perkembangan, tetapi malu-malu. Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki-laki dari pada anak wanita yaitu dalam hal-hal: a. Kriteria pemasakan seksual: hal ini nampak lebih jelas pada anak perempuan dari pada anak laki-laki menarche atau permulaan haid dipakai sebagai tanda permulaan pubertas b. Permulaan pemasakan seksual: anak wanita kira-kira 2 tahun lebih dulu mulanya dari pada anak laki-laki, seperti halnya juga pada percepatan pertumbuhan. c. Gejala-gejala pemasakanan: perbedaan dalam hal ini adalah pada urutan-urutan timbulnya gejala. G. Bahaya Pada Masa Pubertas Bahaya pada masa puber pada umumnya gawat, karena berakhir jangka panjang, itu disebabkan karena lebih banyak anak puber yang terpengaruh oleh bahaya psikologis yang akibatnya lebih luas dari pada hanya sekedar bahaya fisik. Bahaya fisik Bahaya fisik utama masa puber disebabkan kesalahan fungsi kelenjar endokrin, akibat ketidak seimbangan endokrin pada masa puber menyebabkan: 1. Kekurangan hormon pertumbuhan Kurangnya jumlah hormon pertumbuhan pada akhir masa kanak-kanak dan awl masa puber menyebabkan anak menjadi lebih kecil dari rat-rata pada waktu ia matang 2. Kekurangan hormon ganad Menjadikan pertumbuhan anggota badan berlangsung terlalu lam dan individu menjadi lebih besar dari rata-rata. Kurangnya hormon ganad juga mempengaruhi perkembangan normal organ-organ seks sehingga individu tetap kekanak-kanakan. 3. Persediaan hormon ganad yang berlebihan Produksi hormon ganad dalam jumlah yang berlebihan disebabkan oleh ketidak jadinya masa puber yang dimulai dari umur liat au enam tahun ini dikenal sebagai masa puber yang terlalu awal atau puberty precox. Meskipun anak tersebut matang secara seksual tapi bentuk organ-organ seks masih kecil dan ciri-ciri seks sekunder belum berkembang seperti anak yang matang pada usia normal. Bahaya psikologis Bahaya psikologis disebabkan: 1. Konsep diri yang kurang baik Adanya konsep diri yang kurang baik diantaranya disebabkan alasan pribadi dan alasan lingkungan anak puber cenderung tidak sosial, sehingga mempengaruhi perlakuan orang lain terhadap dirinya. Perlakuan orang lain sangat mempengaruhi konsep diri yang menimbulkan sikap negatif terhadap diri sendiri. Hal itu tampak dalam perilaku. Anak menjadi agresif. Membalas dendam perlakuan yang dianggap tidak adil dan sebagainya. Anak yang mengembangkan konsep kurang baik pada masa remaja cenderung menguatkannya dengan berperilaku tidak sosial. Akibatnya dasar-dasar untuk kompleks rendah diri semakin tertanam dan kecuali dilakukan langkah-langkah perbaikan. 2. Prestasi rendah Dengan cepatnya pertumbuhan fisik maka tenaga menjadi lemah. Ini mengakibatkan kesegaran untuk bekerja dan bosen pada setiap kegiatan yang melibatkan usaha individu prestasi rendah biasanya dimulai sekitar kelas 4 atau kelas 5. pada saat gairah bersekolah. Berubah menjadi tidak bergairah pada umumnya mencapai puncak nya selam asa puber. 3. Kurangnya persiapan untuk menghadapi perubahan masa puber Sebelum masa puber, seharusnya seorang anak diberitahu terlebih dahulu. jika tidak pengalaman akan perubahan itu bisa menjadi pengalaman trauma. Akibatnya anak cenderung mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap sikap-sikap yang lebih cenderung menetap daripada menghilang penyebab anak seiring tidak dipersiapkan oleh menghadapi mas puber misalnya orang tua kurang memiliki pengetahuan atau terlambat oleh span santun dan rasa malu. Atau kesenjangan antara anak dan orang tua. Anak yang kurang persiapan dalam menghadapi perubahan dalam masa puber. Akan berfikir ada suatu yang salah atau bahwa perkembangannya sedemikian abnormalnya yang tidak mungkin sama seperti teman-temannya yang lain semakin anak menyimpang dari hal-hal yang jelas terlihat, semakin anak menjadi perihatin dan anak semakin merasa abnormal dan dengan sendirinya merasa rendah diri. 4. Menerima tubuh yang berubah Hanya sedikit anak puber yang mampu menerima kenyataan ini, sehingga merek tidak puas dengan penampilannya dan menjadikan mereka gelisah dan cenderung menolak diri sendiri. 5. Menerima peran seks yang didukung secara sosial Sejak diri anak laki-laki sudah mendapatkan tekanan kuat untuk memerankan peran seks maskulin untuk memperoleh dukungan sosial. Karen pesan sek laki-laki sudah sedemikian tergolongkan sehingga perilakunya mendekati streotip ideal. Dengan demikian selam puber, anak laki-laki tidak mengalami masalah dalam menerima peran seks yang mendekati peran se koran dewasa, sehingga tidak merupakan bahaya psikologis bagi dirinya lain halnya dengan perempuan. Selama masa kanak-kanak permulaan mengalami penggolongan peran seks yang tidak terlampau sehat dan peran seks yang diharapkan menurut konsep dewasa juga tidak terlampir jelas sekarang anak perempuan menghadapi masalah dalam menerima streotip wanita tradisional dan berperilaku dalam cara-cara yang sesuai dengannya. Bagi beberapa gadis puber, penggolongan peran seks menimbulkan sedikit masalah perempuan sudah mempelajari selam bertahun-tahun masa kanak-kanak. Namun bagi perempuan lainnya. Sebaliknya bisa terjadi dimana penggolongan peran seks barang kali merupakan bahaya psikologis utama pada penyesuaian pribadi dan sosial yang baik. Merek tidak saja lebih meyakini peran seks tradisional sdrajat, tetapi juga di rumah dan adakalanya dalam kelompok bermain, belajar memainkan peran ini. 6. Penyimpangan dalam pematangan seksual Anak yang menyimpang dari teman-teman sebayanya dalam hal kematangan seksual merasa bahwa dalam dirinya pasti ada sesuatu yang salah. Anak menjadi cemas akan kehormatan nya dimasa mendatang. Baginya sulit untuk menerima segala hal yang berbeda dan yang mengakibatkan merasa rendah diri. H. Ketidak Bahagiaan Pada Masa Puber Yang penting dalam kebahagiaan, pertama adalah penerimaan, baik penerimaan diri sendiri maupun penerimaan/dukungan sosial. Semakin anak menerima diri sendiri semakin banyak orang yang menyukainya dan anak menjadi semakin bahagaian. Namun akan sulit bagi anak puber untuk menerima diri sendiri jika ia merasa perihatin dan gelisah akan tubuhnya yang berubah dan tidak puasa dengan penampilan dirinya. Hal kedua yang penting dalam kebahagiaan adalah kasih sayang. Anak puber mendambakan kasih sayang seperti hanya semua anak meskipun seakan mereka bersikap tidak peduli, bahkan anak puber menginginkan kasih sayang yang lebih banyak karena ia merasa tidak puasa dengan diri sendiri dan dengan kehidupan pada umumnya. Ketiga, yang penting dalam kebahagiaan adalah prestasi. Dalam mask ini, prestasi berada pada tingkat yang rendah sehingga menimbulkan ras bersalah serta malu apalagi jika memperoleh teguhan dari guru, maka anak menjadi semakin memperbesar rasa bersalah dan kebahagiaan nya semakin menurut. Keragaman ketidakbahagiaan pada masa puber Tingkat ketidak bahagiaan tidak sama dalam setiap tahap masa puber. Bagian pertama, yang disebut "fase negatif" merupakan tahap yang paling tidak bahagiaan. Semakin kematangan seksual terjadi dan pertumbuhan menurun, anak puber mempunyai lebih banyak tenaga hal ini. Mengakibatkan prestasi dan hubungan sosial lebih baik sehingga memungkinkan memperoleh dukungan sosial yang lebih besar dari organ lain. Keseriusan dalam ketidakbahagiaan masa puber Ketidakbagaian pada masa puber seakan tidak penting, namun tidak demikian halnya karena pertama pola tidak bagian yang terbentuk pada saat in dapat diperkuat sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan dan menetap hingga masa puber berakhir. Kedua, kondisi yang menimbulkan ketidakbahagiaan pada masa puber cenderung menetap kecuali kau diadakan langkah-langkah perbaikan untuk mengubahnya. Karena ketidakbahagiaan pada setiap usia merupakan hal yang serius, terutama bila berlangsung lama. Maka pentinglah untuk mempertahankan ketidakbahagiaan anak pada masa minimum. Orang tua dan guru dapat melakukan dengan menusahkan anak puber agar selalu sehat, dengan menceritakan yang penting unit diketahui. Meringankan pekerjaannya dengan tapi mengomentari mutu pekerjaannya, dengan mendorongnya untuk bercita-cita secara realistik sehingga tidak kecewa akan prestasi yang dicapai, dan dengan menerima kemurungan dan kenakalannya sebagai keadaan yang bersifat sementara. Untuk mencegah terjadinya ketidakbahagiaan ini selam masa puber ini penting untuk kesehatan jiwa anak puber tetapi yang lebih penting lagi, hal ini meningkatkan motivasi anak-anak yang mempelajari pula perilaku dewasa adanya motivasi yang kuat untuk melakukan segala harapan yang menyenangkan untuk mencapai status dewasa dalam masyarakat, akan meringankan beban dan menjamin hasil akhir yang baik. DAFTAR PUSTAKA Sujanto, Agus, Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta, 1996 Ahmadi, Agu dan Sholeh, Munawar, Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991 B. Hurlock, Elisabeth, Psikologi Perkembangan, Penerbit Erlangga, Jakarta Monk, F.J, Knoers, A.M.P dan Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo, akrab kan diri mu.........